Aksi Demo Mahasiswa, PC PMII Tuban Minta Usut Tuntas Problematika Penyaluran BPNT. (Foto: Istimewa) |
Para mahasiswa itu mengepung kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) yang berada di jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo Tuban, Selasa, (18/08/2020).
Dalam aksinya, mereka menyuarakan penyaluran program BPNT di Tuban masih terjadi praktek yang tidak sesuai aturan dan masih banyak penyimpangan di lapangan. Seperti masih ditemukan daging ayam busuk, beras berkutu, telur tak layak konsumsi yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) dalam program tersebut.
Selian itu, massa aksi juga menuding program tersebut menjadi ajang politik bisnis kemiskinan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Sehingga merugikan masyarakat yang menerima program dari pemerintah pusat itu.
“Usut tuntas penyimpangan yang terjadi dalam program BPNT. Warga miskin jangan sampai jadi korban,” ungkap Choirul Aziz Korlap aksi dalam orasinya.
Terkait problematik tersebut, PMII Tuban memberikan sejumlah rekomendasi kepada Dinsos Tuban agar penyaluran program tersebut tepat sasaran dan sesuai aturan. Rekomendasi pertama meminta stop kerjasama dengan mafia BPNT.
“Hindari proses kapitalisasi dan monopoli program BPNT. Berikan kebebasan kepada KPM untuk menentukan kualitas bahan pangan ketika bertransaksi di e-warong atau agen,” terang Ketua PC PMII Tuban, M. Chanif Muayyad.
Ia pun meminta kepada Kepala Dinas Sosial untuk menindak tegas proses monopoli yang dilakukan agen dan suplier dalam penyaluran program BPNT di wilayah Tuban. Serta meminta agar komponen bahan pangan yang diberikan kepada KPM harus sesuai aturan serta layak konsumsi.
“Tindak tegas pendamping BPNT yang tidak melakukan tugasnya dengan baik, bukan hanya mengawasi jumlah keseluruhan bantuan tetapi, juga mengawal dan memastikan bahwa bantuan tersebut di terima oleh KPM yang benar-benar miskin dan tepat sasaran,” tambah Ketua PC PMII Tuban.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinsos P3A Kabupaten Tuban, Joko Sarwono mengapresiasi atas masukan dari teman-teman PMII Tuban terkait dengan proses dan mekanisme penyaluran BPNT di wilayah Tuban.
Ia pun mengaku pada prinsipnya masih ditemukan persoalan dalam hal kualitas komoditi bahan pangan dari program tersebut.
“Kualitas untuk komoditas BPNT memang perlu diperbaiki,” ungkap Joko Sarwono di hadapan mahasiswa.
Lebih lanjut, Joko panggilan akrabnya akan melakukan evaluasi secara total mulai dari kinerja agen hingga suplier atau penyedia komponen bahan pangan dalam program tersebut. Termasuk apa yang menjadi masukan dari mahasiswa ini akan di sampaikan kepada pimpinan atau Bupati.
“Apa yang menjadi saran akan kita akomodir seluas-luasnya, dan akan kita sampaikan kepada pimpinan agar KPM menerima bantuan sesuai haknya,” pungkasnya.
0Komentar